Laman Nisa

Jumat, 27 Mei 2011

:: Sebuah Catatan KEcil Pengenang Kalian ::

:: Sebuah Catatan Kecil Pengenang Kalian ::

01 Maret 2011
Episode baru di sisi kehidupanku yang lain. Awal dari sebuah perjuangan mewarnai hidup dengan pengalaman yang tidak akan pernah dapat terhapus di sini, di memori otak dan hatiku. Kusebut tempat itu “otak” karena di situlah berjuta neuron saling berkait merekam apa yang aku lihat, aku dengar, dan aku rasakan. Semua itu secara tidak langsung akan membuat pahatan-pahatan kenangan di “hati”. J
Ya, simulasi kerjaku dimulai di sini pada hari Selasa, 01 Maret 2011. Awalnya, tempat ini adalah tempat terakhir kami (aku dan Angga) menggantungkan asa. Berat, karena ada rasa iri yang menyelinap di hati. Jujur iya, rasa iri itu nyata, iri dengan teman-teman lain yang (menurut kami pada saat itu) mendapatkan tempat magang yang bisa dibilang super-duper enak pake banget!

Griya SOLOPOS ini tidak sedikit mengubah hidupku. Mendengar penuturan Bu Rina (untuk Bu Rina, terima kasih sangat kami ucapkan atas kepercayaan Anda menjatuhkan amanah ini pada kami), mulai dari hari dan jam kerja, aturan-aturan di Griya ini, sampai style Griya ini. Kami pun sekuat hati dan energi mencoba menjalani ini semua dengan senang hati. Berat harus dibuat ringan, susah harus dibuat suka. Semakin lama kami menyelaminya, semakin kami menyatu dengan atmosfer tempat ini. Rasa iri di awal mulai mengikis, semakin tipis terbawa dengan waktu yang berlalu, meskipun tidak hilang seluruhnya.

Dan pada suatu ketika, aku ingat benar, malam Sabtu tanggal 13 April 2011, karena suatu kepentingan, kami memberanikan diri meminta izin satu hari. Satu hari saja sudah cukup bagi kami. Dengan sopan dan penuh harap, izin pun diloloskan dengan berat hati di pihak beliau (sepertinya). Dan setelah itu, selang beberapa menit, apa yang terjadi?  ─Sungguh, sebenarnya aku tak ingin mengingatnya dan menyimpan peristiwa ini di dalam otak dan hatiku─
“Deg” jantung ini seakan berhenti sekejap, disusul hati ini, terasa seperti luka yang terkena air cuka. Sakit, perih. Perkataan beliau yang sungguh tak pantas buat kami, membuat roboh rasa simpati kami padanya. Maaf sebelumnya. Sakit hati kami, sungguh. Rontok semua rasa hormat dan segan ini (yang seharusnya tidak boleh). Tapi, kami pun hanya bisa menghibur diri. Bagiku ini adalah ujian mental, seberapa tangguh aku menyikapinya. Biar tidak kaget aku jika di dunia kerja sesungguhnya. Tapi maaf, Pak, simpati, hormat, dan segan tidak bisa ditanam lagi di dalam sini.

Memasuki bulan terakhir masa jabatan kami sebagai “maganger”, ada rasa senang dan tak sabar. Ya, karena sebentar lagi tugas kami selesai.
Tapi jujur, suatu saat akan ada terselip rindu yang mendalam di hatiku pada Griya ini, pada ruang ini, pada bau ruang ini, pada hawa dingin ruang ini, pada kursi yang aku duduki, pada meja yang aku sandari, pada mereka para maniak layar monitor (maaf, mas-mas layouter, aku menyebut kalian seperti itu), pada mereka pakar bahasa yang bersembunyi di balik jubah jurnalis, pada peristiwa “rebutan makanan”, pada sapaan-sapaan kalian (meskipun kecil dan tidak penting, bagi kami itu adalah bentuk perhatian dan sayang kalian pada kami. Ciiiiieeeee... hooooeeekkkssss {>,>}), pada mereka teman sei di pantry, pada mereka yang tersenyum di pos presensi, pada mereka yang mengayomi kami di Sekre, dan pada semua yang ada di dalam Griya ini.

Sekarang, aku pun tinggal menghitung hari. Aku berusaha untuk menikmatinya dengan khusyuk. Semua memang ada baik dan buruknya, ada suka dan dukanya, ada sedih dan bahagianya. Dan semua itu merupakan bagian dari pembelajaranku. Terima kasih untuk kalian atas ilmu yang diwariskan (secara tidak langsung).

Ruang Redaksi SOLOPOS Lantai 2,
3 hari sebelum masa aktif di sini berakhir, 27 Mei 2011.


 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar